Ini Dia Tips Cara Menjaga Kesehatan Mental Ala Islam

 


Manusia pada dasarnya terdiri atas dari 3 komponen penyusun utama, yaitu hati, akal dan fisik. Ketiga komponen tersebut saling terhubung dan bersinergi membentuk kesatuan bagi setiap individu. Bilamana salah satu komponen saja mengalami penyakit maka itu akan berpengaruh pada komponen penyusun lainnya sehingga membuat tingkat produktivitas suatu individu cenderung menurun. 

Mayoritas dari kita mungkin hanya memperhatikan aspek kesehatan fisik atau jasmani semata dengan melakukan pola hidup sehat seperti berolahraga, mengonsumsi nutrisi yang cukup, istirahat yang cukup dan sebagainya. Memang tidak ada salahnya dengan menjaga kesehatan fisik, bahkan Islam pun menganjurkan hal yang demikian. Rasulullah mencontohkan dengan menganjurkan umatnya untuk melakukan olahraga panah, bergulat dan berenang dengan tujuan agar kita mampu secara lahiriah melakukan aktivitas ibadah kepada Allah swt. 

Walaupun demikian, aspek kesehatan mental atau batin yang meliputi  hati dan akal juga tak kalah penting dan sepatutnya tidak boleh dilupakan karena baik jasmani maupun mental merupakan suatu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan. Pembentukan kesehatan fisik  akan jauh lebih mudah ketimbang pembentukan kesehatan mental yaitu hanya cukup rutin berolahraga atau mengonsumsi makanan sehat dan aktif bergerak. Sedangkan, pembentukan kesehatan mental itu  membutuhkan proses waktu yang lama karena harus mengubah watak dan karakteristik dari seseorang. Dengan demikian, diperlukan tekad yang kuat untuk mewujudkan revolusi mental ke arah yang lebih baik.

Dalam suatu hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menyebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri pernah memohon perlindungan dari beberapa penyakit mental dengan berdoa

اَللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَرَمِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبُخْلِ

Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari rasa malas, aku meminta perlindungan pada-Mu dari lemahnya hati, aku meminta perlindungan pada-Mu dari usia tua (yang sulit untuk beramal) dan aku meminta perlindungan pada-Mu dari sifat kikir (pelit).

Rasulullah telah mewanti-wanti akan dampak buruk dari sifat malas. Kemalasan akan menghilangkan kesempatan emas untuk berkontribusi positif di sisa waktu yang ada. Padahal sisa waktu itu sangatlah terbatas hingga jika waktu itu telah habis maka baru akan timbul penyesalan mendalam karena waktu telah berlalu tanpa makna yang berarti. Penawar dari penyakit ini tidak dapat ditemukan dimana-mana akan tetapi berasal dari tekad perubahan dari jiwa itu sendiri.

Selain itu, penyakit lemah hati juga  menjangkiti  sebagian umat islam dengan merasa tidak berdaya dan hina di hadapan manusia sehingga akan selalu merasa ditindas dan direndahkan oleh lainnya. Sungguh miris jika melihat maraknya fenomena mengemis atau meminta-minta dilakukan oleh sebagian umat islam. Bahkan sebagian dari mereka menjadikan hal tersebut sebagai profesi tetap dimana itu akan menghilangkan kemarwahan dan martabat umat islam itu sendiri. Dan tak jarang terdengar slogan “Lebih baik hina di hadapan manusia asalkan baik di hadapan Allah”. Sekilas slogan itu ada benarnya tetapi bukankah Allah telah meninggikan derajat kaum muslimin di atas semua kaum dan muslim yang kuat lebih dicintai Allah swt dibandingkan muslim yang lemah. Oleh karena itu, sudah sepantasnya umat islam harus selalu kuat serta selalu berpikir positif  senantiasa ikhtiar dan tawakal dalam menghadapi problematika kehidupan karena sejatinya Allah tidak akan membebani hambanya melainkan sesuai dengan daya kesanggupan mereka.

Dan selanjutnya penyakit bakhil itu timbul akibat kecintaan yang begitu besar pada dunia. Mereka telah meletakkan dunia di hati mereka bukan sebatas di tangan mereka untuk sekedar menunjang kehidupan semata. Akibatnya akan berat rasanya  mengeluarkan sedikit harta titipan tersebut walaupun untuk kebutuhan diri mereka sendiri karena takut kehilangan harta yang dicintainya. Penyakit ini membuat hidup menjadi gelisah dan khawatir karena terus menerus berusaha menumpuk harta benda serta takut akan kehilangan harta tersebut. Solusi dari penyakit ini adalah menyadari bahwa Allah swt pemilik dan pengatur semua rizki yang kita miliki sehingga bila Allah mencabut harta tersebut sudah sepatutnya kita tak perlu risau dan bersedih hati.

Di samping menghindari diri dari berbagai macam penyakit mental. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk senantiasa menjaga kesehatan mental agar tetap sehat. Pertama, dengan cara sejenak menenangkan jiwa dan batin dari hiruk pikuk rutinitas. Ketenangan tersebut hanya didapatkan dengan mendekatkan diri dan mengingat Allah semata atau dengan merenungi ayat ayat kebesaran Allah yang tersebar di penjuru alam semesta

Kedua, Selalu berpikir positif terhadap diri sendiri dan berprasangka baik dengan ketetapan Allah. Pikiran dan kata- kata positif akan menstimulasi energi  untuk selalu bangkit dan semangat dalam menjalani kehidupan. Jikalau suatu saat musibah menimpa kita, maka seorang berpikiran positif akan melihat dalam perspektif hikmah atau makna tersirat dari peristiwa tersebut. Karena bisa saja sesuatu yang kita benci itu akan mendatangkan kebaikan bagi kita sebaliknya sesuatu yang kita cintai justru akan menjadi malapetaka bagi kita. Yakinlah bahwa skenario Allah itu lebih baik karena Allah  lah yang paling mengetahui apa yang terbaik bagi kita dan tugas kita hanya selalu tetap berusaha dan bertawakal kepada-Nya.

Ketiga, bersyukur atas segala nikmat yang telah anugerahkan. Sebagian orang mungkin dianugerahkan keelokan fisik dan rezeki yang lebih berlimpah. Namun, tugas kita bukanlah untuk membandingkan keadaan kita dengan mereka karena itu akan hanya menyebabkan timbulnya rasa minder dan hasad di hati. Cukup nikmati apa yang telah menjadi rezeki kita dan jangan terlalu berambisius untuk memiliki apa yang menjadi rezeki orang lain karena Allah sebaik-baik pemberi rezeki.

Keempat, carilah lingkungan yang positif. Jika energimu telah habis karena selalu berhadapan dengan orang-orang toxic. Mereka yang selalu mengomentari segala seluk-beluk kehidupanmu dan mencari-cari aib kekuranganmu . Sekaranglah waktu yang tepat untuk segeralah menjauh dari mereka dan memulai kehidupan yang positif di lingkungan baru. 

Demikianlah langkah-langkah yang bisa diterapkan untuk menjaga kesehatan mental kita semua. Menjaga kesehatan mental itu sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Dengan menjaga kesehatan mental diharapkan akan semakin menunjang peningkatan produktivitas dalam keseharian karena mental yang sehat membuat jiwa lebih bersemangat dan leluasa menjalani kehidupan dengan positif dan bahagia.


Komentar